Senin, 28 Desember 2009

DIARE DAN DEMAM

MENGENAL ANAK DENGAN DIARE DAN DEMAM”

I. Pengertian dan penyebab diare.
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali sehari dengan/tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Penyebab diare adalah sebagai berikut :
1. Infeksi : virus, bakteri, parasit.
2. Makanan : basi, beracun, alergi terhadap makanan.
3. Gangguan penyerapan makanan : tidak toleransi terhadap karbohidrat, lemak atau protein.
4. Sistem kekebalan tubuh menurun.
5. Psikologis : rasa takut dan cemas.

II. Tanda dan Gejala Diare
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, napsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja menjadi cair, mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu, anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, mata cekung, denyut nadi sangat cepat.

III. Tindakan Bila Anak Diare.
A. Diare tanpa dehidrasi/kekurangan cairan tubuh :
1. Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya. Gunakan cairan rumah tangga (CRT) seperti oralit, makanan cair (sup, air biasa, air tajin) atau larutan gula garam yang lebih praktis dan hampir efektif sebagai upaya mencegah dehidrasi.
a. Kebutuhan oralit sesuai kelompok umur :
Umur Setiap Mencret Jumlah oralit yang disediakan di rumah
< 1 tahun ½ gelas 400 ml/hari (2 bungkus)
1 - 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)
5 – 12 tahun 11/2 gelas 800-1000 ml/hari (4-5 bungkus)
Dewasa 3 gelas 1200-2800 ml/hari (6-10 bungkus)

Catatan: 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml. Perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari.
b. Cara memberi oralit :
Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak < 2 tahun, untuk anak yang lebih tua berikan beberapa teguk dari gelas. Bila anak muntah, tunggulah 10 menit, kemudian berikan cairan lebih sedikit.
c. Larutan gula garam.
Dibuat dengan cara air matang sebanyak 5 gelas dicampur dengan 8 sendok teh gula dan ½ sendok teh garam.
2. Berikan larutan ini sebanyak anak mau.
3. Teruskan hingga diare berhenti.
4. Beri makanan untuk mencegah gizi : teruskan ASI atau susu yang biasa diberikan :
a. untuk anak < 6 bulan dan belum mendapat makanan padat, diberikan susu yang dicairkan dengan air yang sebanding selama 2 hari.
b. Untuk anak > 6 bulan atau telah mendapat makanan padat :
- berikan bubur dicampur dengan kacan-kacangan, sayur, daging atau ikan.
- Berikan sari buah segar atau pisang halus
- Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan baik
- Dorong anak untuk makan, sedikitnya 6 kali sehari
B. Segera bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau menderita sebagai berikut :
1. Buang air besar cair sering kali
2. Muntah berulang-ulang
3. Sangat haus sekali
4. Makan atau minum sedikit
5. Demam
6. Tinja berdarah

IV. Bagaimana Cara Mencegah Diare.
Orang dapat mencegah diare bila mereka memahami disebabkan oleh apa diare itu dan bagaimana serta tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap penyakit itu.
1. Pemberian ASI saja sampai dengan 4-6 bulan.
2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak, mengolah makanan dan makan, sebelum memberi makan pada anak-anak.
3. Membuang tinja secara benar.
4. Jangan makan sembarang makanan apalagi makanan mentah.
5. Menggunakan air bersih untuk minum.
6. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama, meningkatkan status gizi, dan imunisasi.

V. Demam Pada Anak.
Demam seperti halnya diare membuat anak kehilangan cairan tubuh. Anak dikatakan demam bila suhu tubuh di atas 380C dan pada umumnya merupakan tanda infeksi. Demam bisa dimulai dengan menggigil karena mulai terjadi peningkatan suhu tubuh. Demam harus harus diperhatikan dengan hati-hati karena demam yang tinggi berbahaya karena dapat menyebabkan kejang terutama pada anak-anak bawah lima tahun. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui cara mengukur suhu secara benar, apa yang harus dilakukan untuk mengurangi demam dan bilamana segera ke pelayanan kesehatan.

VI. Menangani Demam Pada Anak.
1. Istirahat yang cukup.
2. Anjurkan untuk minum air yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
3. Berikan kenyamanan dengan ekstra selimut selama masa menggigil.
4. Berikan kompres dingin bila anak merasa panas.
5. Pertahankan udara kamar/ruangan dingin atau gunakan kipas angin.
6. Ukur suhu tiap jam untuk bayi dan anak-anak.
7. Bila suhu di atas 390C, ,maka segera menghubungi pelayanan kesehatan.


Daftar Pustaka
Depkes RI, 1999, Buku Ajar Diare ; Pegangan Bagi Mahasiswa, Jakarta.

Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M, 1991, Infectious Diseases, Mosby Year Book, Toronto.

Kuzemko, Jan, 1995, Pemeriksaan Klinis Anak, alih bahasa Petrus Andrianto, cetakan III, EGC, Jakarta.

Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Mansjoer, A, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Media Aesculapius, Jakarta.

Rampengan dan Laurentz, 1995, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua, EGC, Jakarta.

WHO, 1993, Kader Kesehatan Masyarakat, alih bahasa Adi Heru S, EGC, Jakarta

1 komentar:

kania mengatakan...

terima kasih atas postingannya ...

BAGIKAN KE Facebook