Rabu, 23 Desember 2009

HIPERTENSI

Pendahuluan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi diperkirakan diderita sekitar 50 % penduduk Amerika yang berusia diatas 65 tahun. Sedangkan pasien hipertensi dengan usia dibawah lima puluh tahun lebih sering terjadi pada pria ( Rosdahl, CB, Texbook of Basic Nursing. Hal 648 ).
Hipertensi terjadi karena kekuatan pemompaan darah pada pembuluh arteri melebihi kekuatan pemompaan darah pada arteri. Yakni melebihi nilai 140/90 mmHg ( Patrisia G Beare dkk. Principle and Practice of Adult Health Nursing , hal 703 ).

Hipertensi dapat dibedakan berdasarkan pada penyebab dan tingkat keparahannya berdasarkan penyebabnya dikenal : 1. Hipertensi primer, yaitu hipertensi yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya. 2. Hipertensi skunder, yaitu hipertensi dengan penyebab yang dapat diidentifikasi.

Ditinjau dari tingkat keparahannya dikenal 4 ( empat ) jenis hipertensi : 1). Hipertensi ringan adalah hipertensi yang terjadi jika tekanan diastole antara 90-104 mmHg. 2). Hipertensi sedang adalah hipertensi yang terjadi jika tekanan diastole berkisar antara 104-114 mmHg. 3). Hipertensi berat adalah hipertensi yang terjadi jika tekanan doastole melebihi 115 mmHg. 4). Hipertensi yang sangat berat ( Malignan) dan progresif. Hipertensi malignan lebih sering terjadi pada usia muda dan terutama pada ras kulit hitam khususnya pria dibawah 40 tahun. Hipertensi ini terjadi secara mendadak dan berkembang sangat cepat. Sehingga dapat menyebabkan necrosis pada organ-organ vital, seperti jantung, otak, dan ginjal ( Rosdahl , CB , Texbook of Basic Nursing, hal 648 ).

Mmenurut Arch of Intern Medicine, 1988 , Klasifikasi, criteria, follow up ( pemeriksaan ) dan intervensi menurut nilai tekanan darah adalah sebagai berikut

A. Berdasarkan Nilai Tekanan Diastole.

Range Kategori Criteria follow –up /
Pemeriksaan Tindakan Keperawatan
< 85

85-89

90-104






105-114


> 115 Tekanan darah normal
Hipertensi ringan

Hipertensi ringan






Hipertensi sedang


Hipertensi berat Pemeriksaan minimal 2 tahun
Pemeriksaan minimal 1 tahun
Pemeriksaan setiap 2 bulan.





Kontrol kepasilitas pelayanan kesehatan setiap 2 minggu
Masuk Rumah Sakit

Ajarkan apa itu tekanan darah.

Jelaskan apa itu hipertensi

Jelaskan cara penanganan non farmakologi seperti program penurunan berat badan, olah raga dan aktifitas, membatasi makanan yang tinggi garam dan kolesterol tinggi, mengontrol kadar gula darah.
Sama dengan tindakan no.3


Monitor ketat tekanan darah, terapy farmakologi dan non farmakologi



B. Berdasarkan nilai tekanan sistole.

Range Kategori Kriteria follow-up/
Pemeriksaan Intervensi
Keperawatan
Ketika diastole >
90,<140

140-159






> 160 Tekanan darah normal



Hipertensi ringan borderline Isolated systolic Hypertension




Hipertensi berat / ISH
( Isolated systolic Hypertension ) Pemeriksaan setiap 2 tahun


Pemeriksaan setiap 2 bulan.





Pemeriksaan ke institusi pelayanan kesehatan setiap 2 minggu. Ajarkan apa itu tekanan darah



Jelaskan cara penanganan , nonfarmakologi seperti program penurunan berat badan , Olah raga dan aktivitas, membatasi makanan yang tinggi, mengontrol kadar gula darah.

Monitor ketat tekanan darah, terapy farmakologi dan non farmakologi.




Patofisiologi

Penyebab hipertensi primer tidak diketahui meskipun banyak penyebabnya yang dapat diidentifikasi ( hipertensi skunder )penyakit ini dipengaruhi oleh berbagai faktor danmeliputi interaksi dinamis daripengaturan natrium oleh ginjal, metabolisme aldosteron, metabolisme norefeniprin dan lingkungan serta faktor-faktor genetika ( Billing dkk, Medical Surgical Nursing , halaman 1193 )

Perubahan pengaturan natrium merupakan salah satu faktor utama yang berkontribusi yang menyebabkan hipertensi.Peningkatan retensi natrium menyebabkan retensi air hipentensi. Normalnya ginjal mengekskresi natrium dan air sehingga mengembalikan tekanan darah kebatas normal. Akan tetapi pada hipertensi mekanisme ini tidak terjadi sehingga terjadi peningkatan tekanan darah. Faktor genetika dan makanan tinggi natrium merupakan faktor utama penyebab terjadinya gangguan ekskresi natrium dalam ginjal.

Perangsangan sistem saraf simpatis oleh norefeniprin juga berkontibusi terhadap timbulnya hipertensi. Aktivasi sistem saraf simpatis akan menyebabkan vasokontriksi sehingga terjadi hipertensi. Sekresi renin yang tidak terkendali juga meningkatkan vasokontriksi perifer. Secara teoritis iskemia arteru ginjal juga menyebabkan pelepasan renin dan angiotension yang menyebabkan vasokontriksi arteriol dan meningkatkan tekanan darah. Perdarahan dan nekrosis pada lumen pembuluh darah dapat menyebabkan peningkatan retensi vaskuler. Adanya peningkatan resitensi perifer oleh jantung dikompensasi melalui peningkatan konstruksi miokardial, dimana bila terjadi pada waktu yang lama dapat terjadi hipertropi ventikel akibat kelebihan beban kerjajantung dan bila hal ini tidakditangani dapat menyebabkan angina, infark miokardium atau gagal jantung ( Patricia G. Bare, dkk . Principle and Practice of Adult Health Nursing, 703 ).

Manifestasi klinik

Hipertensi dikenal sebagai “ Silent killer “ karena penyakit ini tidakmempunyai wujud jelas dan tidak dapat dideteksi secara mudah. Kondisi asimtomatis ( tanpa keluhan ) berlanjut sampai ditemukannya kerusakan pada organ tubuh. Sakit kepala tidak bisa dinyatakan sebagai gejala atau tanda dari hipertensi walaupun umumnya hipertensi dimualai dengan adanya tanda-tanda tersebut. Sakit kepala bisa berhubungan dengan hipoksia noktural yang disebabkan oleh apnea tidur, Sakit kepala umumnya munculnya pada pasien dengan hipertensi karena kegemukan. Tanda dan gekala lain seperti epistaksis, kepala pusing / pening tidak selalu menjadi suatu gejala hipertrnsi. Gejala lain seperti susah tidur ( insomnia ) sesak nafas, rasa pegal dipunggung dan bahu, mudah lelah, gangguan penglihatan, gangguan neurologis, gagal jantung dapat ditemukan pada hipentensi berat. Pada hipertensi berat atau malignan kemungkinan dapat terjadi komplikasi pada organ vital seperti ginjal, otak, mata dan jantung ( Patricia G.Bare,dkk. Principle and Practice of Adult Health Nursing, hal 710 ).

Tidak ada komentar:

BAGIKAN KE Facebook